Rabu, 11 September 2024
BerandadeHumanitiBudayaDKKG Sebut Car Free Day Bisa Dijadikan Sarana Untuk Memajukan Budaya Lokal...

DKKG Sebut Car Free Day Bisa Dijadikan Sarana Untuk Memajukan Budaya Lokal Garut

Dejurnal.com, Garut – Car Free Day yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Garut di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota pada Minggu (11/8/2024) mendapatkan respon positif dan antusiasme warga yang tumpah ruah menghadiri CFG tersebut.

Pj Bupati Garut, Barnas Adjidin yang hadir dan meresmikan, berharap CFD dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kebahagiaan masyarakat Garut.

“Dengan car free day ini masyarakat bisa sehat, masyarakat bisa gembira, dan juga masyarakat merasakan bahwa ada sesuatu pertemuan yang dirasakan oleh semua unsur masyarakat,” katanya.

Sementara itu, menanggapi Car Free Day, Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG) Irwan Hendarsyah memberikan pendapat bahwa selain sekedar bebas dari kendaraan, ajang CFG memiliki potensi untuk dijadikan ajang mengimplementasikan Undang-Undang No. 5 Tentang Pemajuan Kebudayaan.

Baca Juga : Meriah! Ribuan Warga Garut Tumpah Ruah Hadiri Launching Car Free Day

Lebih teknis, Ketua DKKG yang akrab dipanggil Kang Jiwan ini menjelaskan, CFG dapat dijadikan ajang para pelaku seni dan budaya Kabupaten Kabupaten untuk menampilkan karya. “CFD ini adalah kesempatan bagi para pelaku seni dan budaya untuk menampilkan karya mereka. Selain itu, ini juga merupakan ajang untuk menunjukkan kebolehan mereka kepada publik,” ungkapnya saat ditemui di lokasi CFD.

Kang Jiwan menambahkan bahwa CFD di tiap pekan ini bisa menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal, termasuk budaya Sunda yang kian jarang terlihat. “Dengan adanya kegiatan seperti ini, kita dapat lebih mudah mempromosikan budaya kita dan menjadikannya daya tarik wisata. Hal ini juga dapat membantu memperkenalkan kembali seni dan budaya yang hampir punah,” ujarnya.

Selaku Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, Kang Jiwan berharap bahwa pemerintah dapat memperkuat, menggali, dan memanfaatkan nilai-nilai budaya melalui Pekan Budaya Daerah. Ia pun mengusulkan agar CFD bisa menjadi destinasi wisata akhir pekan yang edukatif dan kaya nilai budaya, sehingga dapat menarik wisatawan.

Selain itu, Kang Jiwan mengapresiasi kontribusi komunitas budaya Tionghoa, khususnya Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI), yang turut memeriahkan CFD dengan pertunjukan Barongsai. “Ini adalah bentuk nyata dari keragaman budaya Nusantara yang patut dipertahankan dan dikembangkan,” katanya.

Kang Jiwan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk memperkuat dan menjaga nilai budaya di Kabupaten Garut. “Kita harus memastikan bahwa nilai-nilai budaya yang dilindungi oleh UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan diterapkan secara konsisten. Ini penting untuk mendongkrak ekonomi masyarakat dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Garut, agar kita bisa keluar dari kategori daerah termiskin,” jelasnya.

Ke depan, Kang Jiwan berharap pengelolaan CFD dapat melibatkan lembaga dan personal yang kompeten untuk memastikan keberlangsungannya. “Kita perlu menjaga agar CFD tidak hanya dimanfaatkan oleh segelintir pihak, tetapi benar-benar memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat. Mari kita jaga bersama agar CFD dan kegiatan budaya lainnya berjalan sesuai harapan dan bermanfaat bagi semua,” tandasnya.***Raesha

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI