Dejurnal, Ciamis,- Dalam upaya mendukung pemerintah daerah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Ciamis menyelenggarakan Simposium IDI 2025 bertema “Kegawatdaruratan Medis dalam Praktik Sehari-hari”di Aula RSUD Ciamis, Sabtu (12/07/2025).
Simposium dihadiri oleh Direktur RSUD Ciamis, dr. Rizali, yang memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ilmiah tersebut.
Ketua IDI Kabupaten Ciamis, dr. Budi Ahmad Rasas, SpOG, MKes, melalui Sekretaris IDI, dr. Eni Rochaeni, menegaskan bahwa dokter memiliki peran vital tidak hanya dalam aspek kuratif, tetapi juga promotif, preventif, dan edukatif bagi masyarakat.
“Dokter bertanggung jawab bukan hanya untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit, tetapi juga untuk memberikan edukasi, melakukan pencegahan, hingga menjadi advokat kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Menurut dr. Eni, peran dokter di era modern juga menuntut pendekatan multidisiplin, inovatif, serta pemanfaatan teknologi kesehatan yang efektif.
“Untuk itu, IDI hadir sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam menciptakan sistem pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkelanjutan,” ucapnya.
Lebih lanjut dr. Eni menyebutkan simposium IDI 2025 menjadi forum ilmiah sekaligus ajang silaturahmi antara dokter senior dan junior.
“Simposium ini menghadirkan para dokter yang ahli di bidangnya untuk mentransferkan ilmunya kepada dokter lainya, ini juga menjadi wadah silaturahmi bagi kami,” tuturnya
Menurut dr. Eni Rochaeni, simposium tersebut telah mendapatkan pengakuan resmi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan diakui sebagai kegiatan ilmiah berstandar nasional dengan memperoleh sertifikasi 7 SKP (Satuan Kredit Profesi).
“Dengan adanya sertifikat 7 SKP dari Kemenkes, kami berharap para peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga pengakuan formal yang mendukung pengembangan profesional berkelanjutan,” imbuhnya.
Ketua pelaksana simposium, dr. Intan Hanifah, M.Kes, menyebutkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dokter dalam menangani kondisi gawat darurat yang sering dijumpai dalam praktik sehari-hari.
“Simposium ini menghadirkan 7 dokter spesialis yang kompeten di bidangnya. Mereka berbagi ilmu dan pengalaman yang sangat aplikatif di lapangan,” kata dr. Intan.
Berikut daftar narasumber dan topik yang dibahas:
1. dr. Budi Ahmad Rasas, SpOG, MKes – Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi
2. dr. Irna Purnamasari, Sp.KFR, MHKes, AIFOK – Hukum Kesehatan dan Bioetika dalam Era Digital
3. dr. Tisa Rahmawaty Savitri, Sp.A – Kegawatdaruratan Anak
4. dr. Gungun Gunawan, Sp.B – Kegawatdaruratan Bedah
5. dr. Irvan Nugraha, Sp.PD, FINASIM – Kegawatdaruratan Penyakit Dalam
6. dr. Andi Fatimah Yuniasari, Sp.KJ – Kegawatdaruratan Psikiatri
7. dr. Iwan Indra Putra, Sp.U – Kegawatdaruratan Urologi
Selain menambah nilai akademik bagi para peserta, kegiatan juga diharapkan menjadi ruang kolaboratif yang memperkuat jaringan antarprofesi.
“Semoga simposium ini memberikan manfaat besar bagi para sejawat dokter, memperluas wawasan, serta menjadi solusi atas tantangan medis yang dihadapi dalam praktik sehari-hari,” tutup dr. Intan. (Nay Sunarti)