Dejurnal.com, Garut – Afifah Adawiyah (8 bulan) bayi malang asal Bayongbong yang di diagnosa dokter memiliki posisi jantung berada di sebelah kanan, terbalik, bocor, dan peredaran darahnya terbalik tidak searah jarum jam, akhirnya menghembuskan nafas terakhir tanpa sempat ditangani medis secara serius.
Afifah, anak ke dua dari pasangan Dede Hidayat dan Imas ini tinggal Kp. Sukalilah RT. 01 RW 02, Desa Mekarsari Bayongbong ini meninggal dunia Minggu (22/9/2019).
Disambangi di rumah duka, Dede Hidayat selaku ayah Afifah mengatakan, Afifah meninggal sebelum sempat ditangani medis secara serius.
“Baru mau dibantu oleh LSM BNBR ke RS Jantung Harapan kita di Jakarta, namun Allah berkehendak lain untuk mengurangi penderitaan Afifah,” ujarnya dengan murung.
Menurut Dede, Afifah sempat dibawa ke RSUD dr. Slamet dan RSUP Hasan Sadikin kemudian dirujuk untuk ke RS Jantung Harapan Kita, namun karena kondisi ekonomi yang belum memungkinkan jadi belum bisa ke sana, sementara surat rujukan habis masa berlakunya Senin 12 Agustus 2019.
“Di akhir masa berlaku rujukan itu rekan-rekan LSM BNBR datang untuk membantu,” pungkasnya.
Terkait hal itu, Ketua Umum LSM Bhakti Negeri Bela Rakyat (BNBR) Zaenal Solihin merasa prihatin dengan meninggalnya Afifah yang akan dibantu untuk ditangani medis secara serius.
Baca : Afifah, Balita Dengan Posisi Jantung di Kanan, Terbalik, Bocor dan Peredaran Darah Berlawanan Arah
“Kita waktu itu sudah merencanakan Afifah dibawa ke RS Jantung Harapan Kita, namun karena surat rujukan sudah mau habis, kita akhirnya membuatkan kembali surat rujukan yang baru,” ujarnya kepada dejurnal.com di Sekretariat BNBR, Muara Sanding, Senin (23/9/2019).
BNBR, lanjut Zaenal, LSM yang konsen di bidang sosial terutama operasi bibir sumbing, katarak dan disabilitas (kaki palsu).
“De Afifah itu awalnya mau kita bantu operasi bibir sumbing, eh.. Ternyata tak bisa dilakukan karena memiliki kelainan jantung, dari situ justru kita tahu,” kenangnya.
Zaenal juga mengungkapkan, pada waktu itu lembaganya berkoordinasi dengan Kepala Desa Mekarsari untuk memberi tahu kondisi bayi Afifah dan waktu itu Kades menyambut kedatangan BNBR, bahkan berjanji akan menengok de Afifah dan menawarkan mobil jika diperlukan.
“Tapi rupanya itu cuma PHP Kepala Desa Mekarsari, padahal dia seorang wanita, seorang ibu, sampai Afifah meninggal dunia, Bu Kades tak pernah nongol..nengok apalagi peduli terhadap warganya itu, tak punya empati,” tandas Zaenal.
Rekam jejak dejurnal.com, Kepala Desa Mekarsari berterima kasih kepada LSM BNBR yang telah lebih dahulu peduli terhadap warganya Afifah.
“Insya allah saya akan mendatangi de Afifah dan berkoordinasi dengan keluarganya untuk mencari solusi langkah yang akan diambil,” kata Kepala Desa Mekarsari, Lensa kepada dejurnal.com beberapa waktu lalu.
Satu bulan setengah berlalu, entah alasan apa ternyata Kepala Desa Mekarsari tak pernah menengok sebagaimana janjinya sampai Afifah meninggal dunia seperti yang diaampaikan Ketua Umum BNBR.****Esha