• Garut
  • Karawang
  • Purwakarta
  • Bandung
  • Ciamis
  • Cianjur
  • Subang
  • Sukabumi
  • indramayu
No Result
View All Result
  • Login
deJurnal.com
Jumat, Desember 12, 2025
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel
No Result
View All Result
deJurnal.com
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel
No Result
View All Result
deJurnal.com
No Result
View All Result

in OpiniKita

Refleksi 28 Oktober : “Kartosoewirjo, Salah Satu Tokoh Pencetus Sumpah Pemuda”

bydejurnalcom
Rabu, 27 Oktober 2021
Reading Time: 4 mins read
ShareTweetSend

Oleh : Oos Supyadin, Garut Selatan

Memperingati Hari Sumpah Pemuda tidak lepas dari peran penting sosok Kartosoewirjo, dirinya menjadi satu dari 13 tokoh yang mencetuskan Sumpah Pemuda.

Pada umur 8 tahun, Kartosoewirjo masuk ke sekolah Inlandsche School der Tweede Klasse (ISTK). Sekolah ini menjadi sekolah nomor dua untuk kalangan bumiputera. Empat tahun kemudian, dia masuk ELS di Bojonegoro (sekolah untuk orang Eropa). Orang Indonesia yang sukses masuk ELS adalah orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Di Bojonegoro, Kartosoewirjo mengenal guru rohaninya yang bernama Notodiharjo, seorang tokoh Islam modern yang mengikuti alur pemikiran Muhammadiyah. Dia menanamkan pemikiran Islam modern ke dalam alam pemikiran Kartosoewirjo. Pemikiran Notodiharjo ini sangat memengaruhi sikap Kartosoewirjo dalam meresponi ajaran-ajaran Islam.

BacaJuga :

31 Desa di Garut Gagal Salur DD Tahap II, Begini Penjelasan Sekretaris DPMD

PLN Kebut Perbaiki Jalur Listrik Langsa-Pangkalan Brandan, Penopang Pemulihan Kelistrikan Aceh

Bupati Herdiat Beberkan Strategi Ciamis Raih Status “Terjaga” Nilai 78,35 SPI KPK 2025

Setelah lulus dari ELS pada tahun 1923, Kartosoewirjo melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Kedokteran Nederlands Indische Artsen School.

Kartosoewirjo, selain dikenal sebagai tokoh pencetus Sumpah Pemuda, dirinya juga merupakan imam besar atau pemimpin tertinggi DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) atau NII (Negara Islam Indonesia).

Namun dibalik perannya sebagai Tokoh pencetus Sumpah Pemuda, ada kisah sedih di akhir hayatnya yang sampai membuat, Presiden Soekarno ikut berlinang air mata.

Kartosoewirjo, adalah salah satu kawan dari Soekarno kala masih menimba ilmu dan mondok di rumah HOS TJokroaminoto di Surabaya pada tahun 1918-an.

Ketika menjabat menjadi Presden pasca Kemerdekaan Indonesia, selang berapa tahun kemudian meletuslah pemberontakan yang dipicu kekecewaan dan dipimpin oleh sang sahabat, Kartosoewirjo.

Salah satu keputusan berat yang harus diambil Soekarno adalah menandatangai vonis mati terhadap sahabatnya tersebut.

Pada 1918 ia adalah seorang sahabatku yang baik. Kami bekerja bahu membahu bersama Pak Tjokro demi kejayaan Tanah Air.

Pada tahun 20-an di Bandung kami tinggal bersama, makan bersama, dan bermimpi bersama-sama. Tetapi ketika aku bergerak dengan landasan kebangsaan, di berjuang semata-mata menurut azas agama”, Kata Soekarno yang dikutip dari buku “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat.

Kartosoewirjo adalah salah satu sahabat semasa tinggal di rumah Pak Tjokro yang tak pernah bosan mengomentari Soekarno saat berlatih pidato di depan cermin.

Namun perjuangan kedua sahabat itu mulai berbeda arah, yang membuat seperti terlihat berselisih pandang. Soekarno sangat nasionalis, sedangkan sang sahabat, Kartosoewirjo sangat religius (Islam).

Kartosoewirjo, pemimpin DI/TII yang mendeklarasikan Negara Islam Indonesia, ternyata merupakan pelaku sejarah penting dalam Sumpah Pemuda 1928. Terlepas dari kisahnya yang kontroversial, semoga masyarakat Indonesia dapat melihat sejarah secara proporsional.

Dalam catatan sejarahnya, Kartosoewirjo aktif dalam organisasi Jong Java, sempat menjadi ketua cabang Surabaya, dan Jong Islamieten Bond.

Pada 1927, Kartosoewirjo dianggap terlibat pergerakan politik dan dikeluarkan dari NIAS. Ia kemudian tinggal di rumah Tjokroaminoto, yang merupakan tokoh sentral pergerakan nasional, lantas menjadi guru politik sekaligus mentor Islamismenya.

Karena kecerdasan dan keuletannya, Kartosoewirjo sempat diangkat menjadi sekretaris pribadi Tjokroaminoto, yang merupakan presiden PSII pada masa itu.

Kartosoewirjo berhasil menduduki jabatan Sekretaris Umum PSII, berdasarkan hasil kongres Desember 1927, yang membawanya ke Jakarta (Batavia).

Di Jakarta, ia semakin aktif dalam pergerakan dan menjadi pelaku sejarah Sumpah Pemuda.

Kartosuwiryo termasuk dalam 13 Tokoh Pelopor / Pencetus Lahirnya Sumpah Pemuda, berikut adalah beberapa tokoh pelopor Sumpah Pemuda:

1. Soegondo Djojopoespito

Soegondo Djojopuspito adalah tokoh pemuda yang aktif dalam Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) yang membuatnya ditunjuk untuk memimpin Kongres Pemuda Indonesia Kedua dan menghasilkan Sumpah Pemuda.

2. Moehammad Yamin

Moehammad Yamin berasal dari Jong Sumatranen Bond atau pemuda dari Sumatera. Beliau merupakan pencetus kongres pemuda dan menjadi sekretaris pada saat Kongres Pemuda Indonesia. Beliaulah yang merumuskan isi teks Sumpah Pemuda serta mengusulkan dijadikannnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

3. Wage Rudolf Soepratman

Nama Wage Rudolf Soepratman atau W.R Soepratman pastinya sudah sangat tidak asing bagi kita semua.

Ya, dialah sang pencipta lagu Indonesia Raya. Pada saat Kongres Pemuda, beliau memperkenalkan lagu ciptaannya Indonesia Raya yang diiringi dengan biola, yang hingga saat ini dijadikan lagu kebangsaan Indonesia.

4. Amir Syarifuddin Harahap

Amir Syarifuddin Harahap berasal dari Jong Batak atau pemuda dari Batak. Beliau merupakan salah seorang pemuda yang aktif menyumbangkan pemikirannya untuk perumusan sumpah Pemuda, pada saat itu beliau bertugas sebagai Bendahara Kongres Pemuda Indonesia.

5. Sie Kong Liong

Sie Kong Liong adalah pemuda keturunan Tionghoa, beliau mempunyai peran yang penting dalam kelancaran Kongres Pemuda pada saat itu.

Hal itu dikarenakan beliau telah menyediakan rumahnya sebagai tempat dilaksanakannya Kongres Pemuda. Rumah tersebut kini jadikan Museum Sumpah Pemuda, terletak di Jalan Kramat No.106, Jakarta Pusat.

6. Sarmidi Mangoensarkoro

Sarmidi Mangoensarkoro adalah pejuang di bidang pendidikan, beliau ikut tampil sebagai pembicara pada Kongres Pemuda dan menyampaikan pidato tentang Pendidikan Nasional, yang mengemukakan bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan dan dididik secara demokratis, serta perlunya keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.

7. Soenario Sastrowardoyo

Soenario Sastrowardoyo merupakan pengacara yang aktif membela para aktivis pergerakan yang berurusan dengan polisi Hindia Belanda. Pada saat kongres pemuda berlangsung beliau berkesempatan melakukan pidato dengan tema pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia.

8. Djoko Marsaid

Djoko Marsaid merupakan perwakilan dari Jong Java, Beliau merupakan wakil ketua Kongres Pemuda mendampingi Soegondo Djojopuspito.

9. Johannes Leimena, adalah salah satu anggota Kongres Pemuda yang merupakan perwakilan dari Jong Ambon.

10. Kartosiewirjo atau Sekarmadji Maridjan Kartosiewirjo

Merupakan aktivis yang pernah mengenyam pendidikan di Eropa.

11. Kasman Singodimedjo

Merupakan pemuda yang merintis adanya Pramuka di Indonesia, beliau juga dikenal sebagai orator yang ulung.

12. Mohammad Roem, adalah seorang mahasiswa di bidang hukum yang juga aktif dalam perkumpulan pemuda Indonesia.

13. A.K Gani atau Adnan Kapau Gani adalah Jong Sumatran Bond yang merupakan perwakilan dari Palembang, beliau juga merupakan seorang dokter.

Di awal masa kemerdekaan dan awal pembentukan pemerintahan, Kartosoewirjo pun menolak posisi menteri yang dinegosiasikan oleh Amir Sjarifuddin yang saat itu menjabat Perdana Menteri. Pada waktu itu, Sugondo Djojopuspito, yang kenal dekat dan baik dengan SM Kartosoewitjo dan Amir Sjarifuddin ketika peristiwa Sumpah Pemuda 1928 di Batavia, membujuk Kartosoewirjo: “Wis to Mas, miliho menteri opo wae asal ojo Menteri Pertahanan utowo Menteri Dalam Negeri (Sudahlah Mas, pilih menteri apa saja, tapi jangan Menteri Pertahanan atau Menteri Dalam Negeri)”.

Kartosoewirjo menjawab: Emoh, nek dasar negoro ora Islam (Tidak mau, sekiranya dasar negara bukan Islam).

Sebagai seorang pejuang seperti yang lain, tentunya Kartosoewirjo memiliki sisi kekuatan dan kelemahan. Itu yang perlu kita tempatkan secara dewasa, tenang, dan proporsional.

Dirgahayu Pemuda Indonesia, Satu Tanah Air, Satu Bahasa dan Satu Bangsa… INDONESIA.

*) Penulis seorang budayawan, tinggal di Kabupaten Garut

Ikuti Whatsapp Channel deJurnalcom
Previous Post

SMK Negeri Jual Aset Genteng, Urusan Bisa Jadi Genting

Next Post

Seorang Balita Disiram Air Panas Pacar Ibunya, Pelaku Dicokok Polisi

Related Posts

Sindangkasih Buktikan Daya Saing Daerah, Sabet Peringkat 3 Terbaik Sinergitas Kecamatan se-Jawa Barat 2025
deNews

Sindangkasih Buktikan Daya Saing Daerah, Sabet Peringkat 3 Terbaik Sinergitas Kecamatan se-Jawa Barat 2025

Jumat, 12 Desember 2025
Ciamis Perkuat Ekosistem Sekolah Hijau, Empat Sekolah Raih Penghargaan Adiwiyata 2025
deNews

Ciamis Perkuat Ekosistem Sekolah Hijau, Empat Sekolah Raih Penghargaan Adiwiyata 2025

Jumat, 12 Desember 2025
Pemberian SAKIP Award 2025 Kabupaten Bandung Tegaskan Komitmen Tata Kelola Pemerintahan
dePraja

Pemberian SAKIP Award 2025 Kabupaten Bandung Tegaskan Komitmen Tata Kelola Pemerintahan

Jumat, 12 Desember 2025
31 Desa di Garut Gagal Salur DD Tahap II, Begini Penjelasan Sekretaris DPMD
deNews

31 Desa di Garut Gagal Salur DD Tahap II, Begini Penjelasan Sekretaris DPMD

Jumat, 12 Desember 2025
PLN Kebut Perbaiki Jalur Listrik Langsa-Pangkalan Brandan, Penopang Pemulihan Kelistrikan Aceh
Nasional

PLN Kebut Perbaiki Jalur Listrik Langsa-Pangkalan Brandan, Penopang Pemulihan Kelistrikan Aceh

Jumat, 12 Desember 2025
Bupati Herdiat Beberkan Strategi Ciamis Raih Status “Terjaga” Nilai 78,35 SPI KPK 2025
deNews

Bupati Herdiat Beberkan Strategi Ciamis Raih Status “Terjaga” Nilai 78,35 SPI KPK 2025

Jumat, 12 Desember 2025

ADVERTISEMENT

DeepReport

Dinas PU dan Pemborong Sepakat Pekerjaan Pakai Pasir Merah Dibongkar Serta Dibangun Ulang

Kamis, 2 September 2021

Resonansi : Tak Ada Pemotongan TPG, Betapa Bahagianya Para Guru

Kamis, 1 Juli 2021

KabarDaerah

DPRD Purwakarta Usulkan Dua Raperda Tentang PPJ Dan Tenaga Kerja Lokal

Jumat, 2 Oktober 2020

Pemilihan Ketua Apdesi Subang Bakal Segera Digelar

Selasa, 4 Oktober 2022

Menjejak Harapan Baru: Baznas Garut Salurkan Kaki Palsu untuk Penyandang Disabilitas, Bukti Nyata Zakat Membawa Manfaat

Jumat, 18 Juli 2025

Bupati Hadiri Pelantikan Dan Pengukuhan Apdesi Ciamis

Senin, 26 Oktober 2020

Wanita Asal Garut Ini Alami Cacat Kaki Pasca Dijadikan PMI Diduga Ilegal di Suriah

Kamis, 17 April 2025

Sambut Hari Santri 2025 LTN MWC NU Kecamatan Katapang Siapkan 3 Program

Jumat, 10 Oktober 2025

deJurnal.com

© 2025 dejurnal.com. All Right Reserved

Patut Dibaca dan Perlu

  • dePrint
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir dan Peraturan Perusahaan Pers
  • Pasang Iklan

Ikuti

No Result
View All Result
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel

© 2025 dejurnal.com. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Tidak diperkenankan copy paste