Dejurnal.com, Bandung – Wakil Ketua (WK) Pimpinan Muhammadiyah Wilyah Jawa Barat , Drs. H. Jamjam Erawan menilai sosok Bupati Bandung Dadang Supriatna tidak neko-neko dan tidak macam-macam.
Jamjam mengaku, secara pribadi ia kenal dengan Dadang Supriatna sudah sangat lama. Sejak jadi kepala desa, bersama-sama aktif di KNPI, sejak jadi anggota DPRD Kabupaten Bandung, dan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat meski tidak lanjut, karena terpilih jadi Bupati Bandung.
Hal ini dikatakan Jamjam seusai menghadiri Silaturahmi Akbar Keluarga Besar Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Bandung Selatan, Desa Sayati Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung, Senin (16/9/2024).
Jamjam pun menilai kinerja Bupati Dadang Supriatna. Menurutnya, selama satu periode meski hanya 3,5 tahun sudah memperlihatkan kinerja yang baik.
“Janji politik 13 program yang dibuat oleh beliau ternyata sudah dilakukan. Oleh karena itu pada saat sekarang ada figur seperti itu ya, sangat didukung. Kecuali jika ada pigur yang lebih darinya, ” kata Jamjam.
Baca juga : Kemenag Garut Terima Audiensi LSM Gapermas Terkait Dugaan Perundungan
Namun, terang Jamjam, secara organisatoris Muhammadiyah itu gerakan Islam, dawah dan tajdid dalam rangka untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
“Oleh karenanya dalam pandangan Muhammadiyah dawah itu adalah sangat luas, bukan hanya billisan maka Muhammadiyah melakukan beberapa kegiatan atau gerakan-gerakan dalam berbagai aspek kehidupan. Baik dalam aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, termasuk gerakan politik, ” terang Jamjam.
Dalam pandangan Muhammadiyah, lanjut Jamjam politik adalah merupakan bagian dari lahan dakwah. “Jadi Muhammadiyah bukan organisasi politik, tetapi politik adalah bagian dari dakwahnya Muhammadiyah. Oleh karena itu, dalam menghadapi berbagai even, bahwa Muhammadiyah secara organisatoris tidak berapliasi kepada partai politik manapun, ” katanya.
Muhammadiyah pun lanjut Jamjam secara organisatoris tidak mendukung kepada calon apapun. Baik calon presiden, calon gubernur maupun calon bupati/ wali kota.
Tapi, jelas Jamjam Muhammadiyah punya tanggung jawab moral bahwa pemilihan itu adalah hak pribadi masing-masing maka Muhammadiyah memberikan panduan kepada warganya.
Pertama, imbuh Jamjam warga Muhammadiyah tidak boleh golput, tidak boleh abstain dalam berbagai even politik.
“Harus hadir di situ, walaupun atas nama pribadi. Nah, Muhammadiyah justru sebaliknya mendorong supaya anggota Muhammadiyah aktif dalam even politik itu.
Dengan cara membawa misi Muhammadiyah, yakni misi dakwah
Islam, amal maruf nahyi munkar, ” jelas Jamjam.
Aktif dalam politik itu menurut Jamjam, boleh di partai politik manapun menjadi tim sukses manapun secara pribadi. “Kalau pimpimpinan maka harus minta izin supaya cuti dulu. Tapi kalau warga Muhammadiyah mau jadi tim sukses kita dorong. Malah harus ikut terlibat di situ sehingga bisa membawa dakwah Muhmmadiyah, ” katanya.
Membawa dahwah Muhammadiyah yang dimaksud Jamjam yakni, umpamanya kalau ada salah seorang anggota muhammadiyah yang aktif dalam even politik, maka dia harus membawa misi dalam pemilu itu bagaimana jujur, adil, dalam artian politik bermartabat. Mulai dari penyusunan program dan kampanye.
“Misalkan ada calon yang kampanyenya menjelek-jelekan lawannya maka tim sukses dari Muhammadiyah harus mengingatkan. Tidak perlu begitu, sebab masyarakat akan lebih tertarik dengan menyampaikan bagaimana pandangan kita kalau terpilih.
Kalau ada pelanggaran tim sukses harus mengingatkan bahwa itu pelanggaran.
Supaya kita bila memilih kepala daerah dengan cara-cara yang bermartabat. Sebab dengan cara-cara yang bermartabat maka akan melahirkan sebuah putusan politik yang bermanfaat. Kalau sudah ada beban seperti itu maka ketika mereka terpilih akan melakukan program-program yang baik, ” terangnya.
Janji politik Bupati Bandung sudah dilaksanakan, dalam 13 program prioritas, menurut Jamjam bagi Muhammadiyah, jangankan misalkan itu ada dampak terhadap Muhammadiyyah, walaupun tidak ada dampaknya terhadap Muhammadiyah tetapi berdampak kepada masyarakat banyak bahwa mereka mengalami dan merasakan betul bagaimana hasil program-program yang dilakukan atau kinerjanya bupati itu memuaskan dan memberi pelayanan yang terbaik Jamjam mengaku sudah senang.
“Apa lagi kalau misalkan kepala daerah itu memberikan perhatian juga kepada kita. Sebab hakikatnya apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah itu pasti akan relevan dengan apa yang dilakukan oleh kepala daerah, ” ujar Jamjam
Menurut Jamjam, Muhammadiyah bidang pendidikan dan sekolah itu akan memberi dampak kepada pemerintah daerah. “Bidang kesehatan, dan kita punya usaha. Ini yang akan terjadi indikaror IPM. Jadi sama. Insyaallah. Jadi, Muhammadiyah kalau ada bupati yang punya programnya dengan Muhammadiyah pasti didukung seratus persen, ” pungkasnya.
Acara Silaturahmi Keluarga Muhammadiyah tersebut dihadiri oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna, dan beberapa kepala OPD Kabupaten Bandung, Anggota DPRRI Komisi XI (F PAN) Ahmad Najib Qodratullah, Ketua Baznas Kabupaten Bandung KH. Yusuf Ali Tantowi, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Bandung H. Heli Tohar Hilmy, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Dedi Abdullah, Camat Margahayu dan Umsur Muspika Margahayu dan undangan lainnya.* Sopandi