Dejurnal.com, Garut — Kabupaten Garut menjadi tuan rumah Temu Pusaka Indonesia 2025, sebuah agenda nasional yang mengusung tema “Kelestarian Alam dan Budaya untuk Masa Depan Bangsa.” Kegiatan pembukaan berlangsung di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Garut, Kecamatan Tarogong Kidul, Jumat (31/10/2025).
Acara dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Totong, S.Pd., M.Si, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut Ir. Luna Aviantrini, M.T, Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG) Irwan Hendarsyah, S.E, serta perwakilan dari Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI).
Kadisparbud Garut, Ir. Luna Aviantrini, M.T, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya karena Garut dipercaya menjadi lokasi penyelenggaraan kegiatan nasional ini. Ia menjelaskan bahwa BPPI setiap tahunnya rutin menyelenggarakan Temu Pusaka Indonesia, dan tahun ini Kabupaten Garut menjadi daerah pilihan.
“Beberapa bulan lalu BPPI menghubungi kami untuk meminta dukungan penyelenggaraan kegiatan ini. Tentu ini sebuah kehormatan, karena Garut dipilih sebagai tuan rumah acara tingkat nasional. Melalui kegiatan ini kita diingatkan kembali akan pentingnya kelestarian alam dan budaya. Kearifan lokal adalah bagian dari identitas kita yang harus dijaga dan diwariskan,” ujarnya,
Luna menambahkan, selama dua hari ke depan akan dilaksanakan berbagai kegiatan lanjutan di kawasan Candi Cangkuang, termasuk pameran dan eksplorasi pusaka Garut. Acara tersebut akan menampilkan kekayaan warisan budaya dan alam Garut, mulai dari tradisi, benda pusaka, hingga nilai-nilai lokal yang sarat makna.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pusaka Garut tidak kalah bahkan bisa menjadi kebanggaan nasional. Ini juga menjadi pesan penutup masa bakti saya di pemerintahan—bahwa Garut mampu menjadi bagian penting dalam pelestarian budaya Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG), Irwan Hendarsyah, S.E, menjelaskan makna “pusaka” dalam konteks kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa istilah pusaka tidak hanya merujuk pada benda fisik atau warisan material semata, tetapi mencakup nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.
“Pusaka bukan hanya benda, bukan sekadar heritage dalam arti fisik. Pusaka adalah warisan leluhur yang mengandung nilai, adat istiadat, dan tuntunan kehidupan. Ia menjadi sumber edukasi dan inspirasi bagi kehidupan masa kini maupun masa depan,” ungkap Irwan.
Temu Pusaka Indonesia 2025 di Garut menjadi momentum penting untuk memperkuat kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara pelestarian alam dan budaya. Warisan leluhur bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga dijadikan pedoman hidup dalam membangun bangsa yang berkarakter, berdaya, dan berkelanjutan.
Dengan semangat “Merawat yang Lestari, Mewariskan yang Berarti,” Kabupaten Garut meneguhkan diri sebagai daerah yang tidak hanya kaya akan potensi wisata, tetapi juga berkomitmen menjaga warisan budaya dan alam demi masa depan Indonesia yang harmonis dan berbudaya.***Willy












