BerandadeHumanitiMengais Recehan, Badut Jalanan Jelajahi Purwakarta

Mengais Recehan, Badut Jalanan Jelajahi Purwakarta

Dejurnal.com, Purwakarta – Beberapa bulan belakangan ini, keberadaan badut-badut jalanan dengan berbagai karakter film animasi, nampak mewarnai sudut-sudut taman dan pinggir-pinggir jalanan di Purwakarta. Ada yang merasa lucu dan terhibur, ada juga merasa iba dibalik kehadiran mereka.

Para badut dengan karakter Boboiboy, Upin, Ipin, Mickey Mouse, Doraeman dan karakter lainnya itu berkeliling di sekitar wilayah Purwakarta Kota bahkan ada juga yang menjelajahi sejumlah kecamatan, mengharap recehan dari warga, pengunjung taman maupan para pengguna jalan.

Kadang ada yang memberinya hanya lima ratus rupiah, seribu, dua ribu, lima ribu sampai sepuluh ribu. Kadang hanya lambaian tangan. Bahkan ada juga pengendara mobil dengan kaca tertutup yang tak memberi respon.

Salah seorang dibalik kostum badut itu, sebut saja Andriana, pemuda berusia 21 tahun asal Desa Ciasem Girang Kecamatan Sukamandi, Kabupaten Subang itu setiap hari menyusuri jalanan di sekitaran Purwakarta Kota, sesekali ia pernah sampai juga hingga Kecamatan Jatiluhur. Pekerjaan ini sudah dijalani oleh Andrian sekitar empat bulan.

Karena mengenakan kostum yang berat, panas dan pengap seringkali membuat dia kelelahan. Sesekali dia nampak menyandarkan diri di warung-warung untuk sekedar melepas lelah dan membeli minuman ringan.

Ditemui di sekitar Taman Pembaharuan, tak jauh dari Kantor Kecamatan Purwakarta Kota, pria yang tidak bisa menamatkan pendidikan sekolah dasarnya itu bercerita. Bersama lima orang temannya yang juga membadut, dia pulang pergi Purwakarta-Sukamandi.

“Pergi bareng-bareng dari Sukamandi dengan menumpang mobil truk yang melintas. Pergi pagi pulang malam, kadang sampai rumah bisa tengah malam,” kata Andrian, Kamis (23/9).

Menurutnya, kostum yang dia dan teman-temannya pakai disewa dari pemiliknya di Sukamandi dengan harga sewa perhari Rp 25 ribu.

“Lumayan masih ada lebihnya, sisa makan dan minum. Kalau lagi beruntung, saya bisa mendapat uang 200 ribu, kadang hanya 100 ribu, bahkan kalau sepi hanya 50 ribu. Sewa kostum 25 ribu ke pemiliknya,” ujar Andrian, seraya mengatakan, sebelum menjadi pekerja badut, ia pernah kerja serabutan, kuli bangunan, hingga menjadi pengamen.

Dengan menjadi badut, ia bersyukur bisa menutupi kebutuhannya sehari-hari dia dan adik-adik serta orang tuanya, terlebih di masa pandemi Covid-19 ini.

“Sedihnya tuh pas cuaca hujan, kalau kehujanan kostum jadi makin berat. Serba salah memang, kalau cuaca panas didalam kostum jadi pengap, napas tersengal-sengal karena seluruh tubuh mulai dari kepala hingga kaki tertutup kustom badut,” kata Andrian.

Terkait keberadaan badut-badut jalanan, salah seorang warga Purwakarta, Mado Asmadi mengatakan, berbagai macam mata pencaharian dijalani oleh warga untuk bisa bertahan di masa pandemi ini.

“Pekerjaan badut jalanan merupakan salahsatu mata pencaharian yang disediakan ruang-ruang publik. Buat saya tidak masalah, yang penting tidak bertindak kriminal, saya pikir para badut bukan pengemis yah, mereka bisa menghibur anak-anak,” kata Bang Mado.***(Budi)

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI