Dejurnal.com, Bandung – Anggota DPRD Kabupaten Bandung H. Yanto Setianto mengapresiasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama Pancajaya Sejahtera Dayeuhkolot yang telah mengundang 8 orang anggota DPRD Kabupaten Bandung dari daerah pemilihan (Dapil) 2, yang meliputi Kecamatan Margaasih, Margahayu, Katapang, dan Dayeuhkolot.
Dari 8 anggota DPRD Kabupaten Bandung se Dapil 2 itu, hanya 4 orang yang hadir, yakni U. Yanto dari Fraksi Golkar, H. Dadan Konjala dari Fraksi PDI P, Tedi Surahman dari Fraksi PKS, dan Tedi Supriadi dari Fraksi PAN.
H. Yanto mengaku senang dengan undangan BUMDes Kecamatan Dayeuhkolot, karena itikad BUMDes tersebut ingin memajukan masyarakat Dayeuhkolot di bidang sepatu.
“Kami yang ada di pemerintahan, yang punya hak menganggarkan, punya hak pengawasan akan memaksimalkan apa yang diharapkan BUMDes Dayeuhkolot, ” ujar H. Yanto di sela Silaturahmi dengan BUMDes Bersama Pancajaya Sejahtera Dayeuhkolot di Desa Cangkuangkulon, Kecamatan Dayeuhkolot, Kamis (3/2/22).
Ketua BUMDes Bersama Pancajaya Sejahtera Dayeuhkolot Syamsul Bahri mengatakan, silaturahmi tersebut dilaksanakan untuk mengimpormasikan keberadaan BUMDes bersama yang diketuainya.
“Silaturahmi dengan dewan yang berada di Dapil 2 mudah-mudahan nanti bisa berkolaborasi lah, ” ujar Syamsul.
Ia menambahkan, BUMDes Bersama Dayeuhkolot bidang usaha yang dijalankan yakni bidang perdagangan dan jasa, karena Kecamatan Dayeuhkolot tidak punya alam. “Dayeuhkolot kan tidak punya alam, tidak punya hal-hal lain. Paling bisa mengangkat yang utama itu tadi perdagangan dan jasa, walaupun sebenarnya bukan berarti Dayeuhkolot itu tidak bisa diangkat wisata desanya atau apanya, tapi bisa lewat edukasi pendidikan. Pendidikan apa yang mau diangkat wisatanya, ya Kampung Sepatu, ” imbuhnya.
Menurut Syamsul, sebenarnya Kampung Sepatu sudah ada, tetapi tidak mengangkat pengrajin sepatunya. “Kecamatan Dayeuhkolot, khususnya Desa Cangkuang Kulon atau Cangkuang Wetan itu hanya pengrajin sepatu, tetapi pengrajinnya tidak terangkat, baik sisi permodalannya maupun pembinaannya tidak terangkat. Nah oleh BUMDes dicoba diangkat lewat edukasi wisata Kampung Sepatu, ” jelasnya.
Dengan adanya hal tersebut, tambah Syamsul masyarakat bisa melihat bahwa ada satu kampung industri kreatifnya banyak, bukan hanya sepatu, tetapi ada industri kreatif lain termasuk kuliner dan Fashionnya.***Sopandi