Minggu, 5 Mei 2024
BerandadeHumanitiBudayaDipercaya Menggelar Ritus Di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, DKKG : Tradisi Garut...

Dipercaya Menggelar Ritus Di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, DKKG : Tradisi Garut Bagi Dunia

Dejurnal.com, Jakarta – Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG) dipercaya Makara Universitas Indonesia untuk menggelar ritual khusus (ritus) sedekah hutan dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang digelar di Kampus Universitas Indonesia Jakarta, Sabtu (3/6/2023).

Gelaran sedekah hutan dan kirab budaya ini dalam rangka menggugah kesadaran masyarakat untuk peduli kepada alam. Selain dihadiri ratusan mahasiswa dan alumni, juga masyarakat sekitar kampus perwakilan dari delegasi aksi iklim Uni Eropa untuk Indonesia dan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid.

Ditemui di lokasi acara, Ketua DKKG Kang Jiwan mengucapkan syukur Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut dipercaya sebagai pelaksana gelaran ritus sedekah hutan.

“Ritual khusus dengan mengangkat tema Tunjal Bumi Raja Banyu sebagai penguatan yang kami lakukan merupakan tradisi yang biasa dilakukan di Kabupaten Garut,” ujarnya kepada dejurnal.com, Sabtu (3/6/2023).

Ketua DKKG, Kang Jiwan (tengah) berfoto dengan pakaian adat bersama peserta Sedekah Hutan di Kampus UI, Jakarta, Sabtu (3/6/2023).
Ketua DKKG, Kang Jiwan (tengah) berfoto dengan pakaian adat bersama peserta Sedekah Hutan di Kampus UI, Jakarta, Sabtu (3/6/2023).

Ritus ini sebagai bentuk wajibnya setiap mahluk hidup untuk dihidupkan dan merasa hidup sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang sama sama ingin ibadah dengan kapasitas kehidupannya dan mampu memberi bagi kehidupan hari ini, esok dan yang akan datang.

Ritus yang dimaksud, kata Kang Jiwan, menanam pohon, dengan memperlakukan pohon sebagai mahluk Tuhan, menebar ikan dan melepaskan burung, itu merupakan tradisi yang selalu dikembangkan di Garut.

“Ketika tradisi ini kita persembahkan kepada dunia tentunya berharap menjadi sebuah tuntunan dan dijadikan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Menurut Kang Jiwan, ritus-ritus seperti ini harus dibudayakan dan kemudian menjadi budaya di masyarakat.

“Tentunya ritus ini disaksikan para delegasi iklim Uni Eropa bahwa bangsa kita memiliki budaya yang cinta serta peduli kepada alam melalui ritus,” tandasnya.***Raesha

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI