Selasa, 21 Mei 2024
BerandadeHumanitiOpiniKitaAsesmen Pembelajaran, Bagi Guru atau Siswa?

Asesmen Pembelajaran, Bagi Guru atau Siswa?

Oleh : Apar Rustam Ependi *)

Sudah lama dicanangkan bahwa pengembangan pembelajaran harus senantiasa berorientasi pada peserta didik. Yakni pembelajaran yang dikembangkan dengan menjadikan pertimbangan utama seluruh aspek kebutuhan belajar peserta didik, baik aspek social, aspek kultural, aspek ekonomi maupun aspek profil belajar dalam perancangan pembelajaran.

Oleh karenanya penggalian mendalam mengenai informasi peserta didik merupakan hal yang paling utama dilaksanakan sebelum pembelajaran tersebut dirancang dan dilaksanakan. Rumusan tujuan pembelajaran perlu dicapai dengan menjadikan pertimbangan utama kebutuhan belajar peserta didik dalam pengembangan perencanaan pembelajaran. Maka, dalam membuat perencanaan pembelajaran, hal terpenting kedua setelah merumuskan tujuan pembelajaran adalah diperolehnya data tentang profil peserta didik yang didapatkan melalui proses asesmen.

Paradigma pembelajaran pun telah lama mengalami metamorfosa dari teacher center ke student center. Peserta didik bukanlah sebagai objek pembelajaran, tetapi benar-benar diposisikan sebagai subjek pembelajaran. Peserta didiklah yang harus lebih banyak berbuat, bukan gurunya. Peserta didiklah yang harus memiliki, bukan gurunya. Peserta didiklah yang harus menguasai, bukan gurunya dan peserta didiklah yang harus mampu berbuat, bukan gurunya.

Untuk mewujudkan peserta didik agar memahami, memiliki, menguasai pengetahuan serta mampu berbuat dan bersikap berdasarkan pemahamannya terhadap suatu pengetahuan, maka dibutuhkan sejumlah informasi peserta didik, baik kaitan dengan informasi kesiapan, informasi kematangan, informasi daya dukung, maupun informasi latar belakang belajarnya. Fungsi guru adalah memasilitas agar peserta didik menguasai, memiliki, menunjukan, mendemontasikan, menerakan bahkan membuat hal baru berdasarkan pengetahuannya.

Guru yang profesional adalah guru yang mampu membuat pemetaan tentang informasi informasi peserta didiknya dan benar-benar dijadiikan input utama dalam mengembangkan pembelajarannya. Pembelajarann tidak dirandang hanya berdasarkan pada kemauan guru semata, melainkan didasarkan pada profil peserta didik. Oleh karenanya maka sebelum mengembangkan pembelajaran, seorang guru idealnya telah memiliki informasi lengkap tentang para peserta didiknya.

Sudah dijelaskan bahwa peserta didik merupakan pribadi yang unik, satu dengan yang lainnya memiliki keunikannya masing-masing. Oleh karenanya, wajar saja jika diperoleh informasi tentang peserta didik yang beragam. Keberagaman inilah yang membuat seorang guru harus berhati-hati dalam membuat rancangan pembelajaran agar desain pembelajaran efektif diterapkan dalam pembelajarannya.

Para ahli Pendidikan sudah menyatakan bahwa tidak ada suatu model, metode, strategi, teknik dan taktik pembelajaran yang cocok diterapkan dalam satu kelas, oleh karenanya, untuk salah satu cara yang dapat dilaksanaka untuk menjawab hal tersebut adalah dengan mengembangkan perencanaaan pembelajaran dengan berdasarkan pada data-data mengenai informasi peserta didik, sehingga pemilihan model, metode, strategi, teknik dan taktik pembelajaran senantiasa berdasarkan pada kebutuhan peserta didik.

Upaya menggali informasi tentang profil peserta didik merupakan usaha menyelaraskan teatmen yang akan diambil oleh seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan kebutuhan belajar rill peserta didiknya. Penggalian informasi tentang profil peserta didik dilaksanakan sebelum, pada saat dan setelah pembelajaran. Langkah-langkah menggali informasi tentang profil peserta didik inilah yang disebut dengan kegiatan asesmen. Karena itu, asesmen dilaksanakan dalam tiga momentum, yakni sebelum, pada saat dan setelah pembelajaran selesai.

Hasil asesmen yang dilaksanakan sebelum dan saat pembelajaran tiada lain digunakan untuk merancang dan memperbaiki pembelajaran, dengan fungsi seperti ini, maka asesmen yang dilaksanakan sebelum dan saat pembelajaran dikategorikan ke dalam asesmen formatif. Sedangkan asesmen yang dilaksanakan diakhir program pembelajaran berfungsi untuk memetakan capaian kompetensi yang diperoleh peserta didik, maka asesmen yang dilaksanakan di akhir pembelajaran disebut dengan asesmen sumatif.

Tidaklah mudah menjadi seorang guru, diawal pembelajaran memiliki tugas untuk menggali profil 32 orang peserta didik atau lebih dalam tiap kelasnya, mengklasifikasi berdasarkan kemiripannya serta merancang desain pembelajaran berdasarkan pengklasifikasian tersebut guna mendapatkan capaian pembelajaran yang optimal. Jika satu mata pelajaran memiliki jumlah 4 jam pelajaran dalam setiap minggunya, maka untuk memenuhi standar minimal 24 jam kewajiban guru akan diperoleh jumlah binaan peserta didik sejumlah 6 kelas.

Akankah keunikan 6 kelas peserta didiik ini dapat digali oleh seorang guru? Maka ini adalah tantangan berat dan menunjukkan tidaklah mudah menjadi seorang guru.(*)

*) Penulis, Pengawas Ahli Muda Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI