Selasa, 21 Mei 2024
BerandadeHumanitiOpiniKitaIlusi Visual Dalam Menentukan Mode Pakaian Menurut Perspektif Psikologi

Ilusi Visual Dalam Menentukan Mode Pakaian Menurut Perspektif Psikologi

Oleh : Indah Fatmawati dan Mia Chandra Dewi

Pernahkah kita merasa bingung saat memilih pakaian untuk kita pakai?
Atau bahkan merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuh?

Ya kebanyakan dari kita pasti pernah merasakan hal itu, ada yang merasa tubuhnya lebih berisi, ada yang merasa tubuhnya lebih pendek, ada juga yang ingin terlihat memiliki bahu yang lebih bidang, pinggang yang ramping, terlihat lebih tinggi, dsb.

Misalnya pada kebanyakan wanita yang memiliki tubuh lebih berisi cenderung memilih pakaian dengan berwarna gelap untuk menutupi kekurangannya tersebut. Akan tetapi, sebenarnya kita bisa menggunakan trik illusi pada pakaian untuk menutupi kekurangan tersebut dengan motif garis dan titik.

Pada pria yang memiliki tubuh mungil bisa menggunakan trik pola garis horizontal di bagian atas agar terlihat memiliki bahu yang lebih bidang.

Terkadang kita menghabiskan waktu cukup lama ketika memilih pakaian yang akan kita pakai. Koleksi pakaian yang kita miliki meskipun dengan ukuran sama memiliki efek yang berbeda saat kita pakai. Ukuran sama tapi dampak yang terlihat saat kita bercermin juga berbeda. Terkadang kita terlihat ramping, terlihat tinggi, akan tetapi pada beberapa koleksi pakaian kita membuat kita terlihat lebih pendek dan lebih gemuk. Membingungkan bukan??

Hal ini bisa saja dari pemilihan motif pakaian yang dipilih saat kita membeli pakaian. Pemilihan motif pakaian yang tepat bisa saja menutupi kekurangan pada tubuh pemakainya. Kepuasan akan citra tubuh yang terlihat bisa meningkatkan kepercayaan diri pada pemakainya. Ilusi visual di industri fashion sudah banyak diterapkan mengingat banyaknya minat pembeli terhadap penggunaan motif yang memberikan kesan tubuh ideal.

Kaitannya dengan ilusi adalah sebuah persepsi panca indera yang disebabkan karena adanya stimulus panca indera atau penafsiran yang salah dari suatu rangsangan. Ilusi visual merupakan satu hubungan yang terputus antara persepsi dan realitas fisik yang sebenarnya. Pada saat mengalami ilusi visual, seseorang akan seperti melihat sesuatu yang berbeda dari kenyataan fisiknya. Hal ini disebabkan karena adanya gambaran yang mengelabui penglihatan seseorang. Sehingga otak akan menafsirkan yang salah atau tidak sesuai objek sesungguhnya. Hal ini yang menjadikan salah dalam menafsirkan sesuatu karena kondisi tersebut.

Banyaknya pendekatan ilmiah terhadap seni dan desain menandakan keunikan manusia dalam menggunakan aspek-aspek kognitifnya dalam mempersepsi fenomena tersebut. Salah satu pendekatan ilmiah adalah psikologi kognitif, yang berusaha mencari serta menjelaskan prinsip-prinsip umum tentang bagaimana indera visual dan otak mempersepsi dan menginterprestasi seni dan desain.

Menurut teori Gestalt dalam teori psikologi yang mempelajari bagaimana manusia mengorganisasikan informasi yang diterima melalui panca indera. Teori ini menekankan bahwa manusia cenderung mengorganisasikan informasi yang diterima menjadi bentuk yang lebih sederhana dan teratur. Dalam konteks pemilihan corak pakaian, teori Gestalt dapat berhubungan dengan persepsi kita terhadap pola dan warna pada pakaian. Misalnya, ketika kita melihat pakaian dengan pola yang teratur, kita cenderung melihat pola tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh, bukan sebagai kumpulan bentuk-bentuk yang terpisah. Hal ini dapat membantu kita dalam memilih pakaian yang sesuai dengan selera dan gaya kita. Namun, terdapat beberapa ilusi optik yang dapat mempengaruhi persepsi kita terhadap pola dan warna pada pakaian.

Sebagai contoh, ilusi kontras warna dapat membuat kita melihat warna yang berbeda-beda pada pola yang sebenarnya memiliki warna yang sama. Oleh karena itu, dalam memilih corak pakaian, kita perlu memperhatikan ilusi optik yang mungkin terjadi dan memilih pakaian yang sesuai dengan selera dan kebutuhan kita.

Teori gestalt juga banyak diaplikasikan pada bidang lain, terutama pada bidang seni dan desain. Gestalt memiliki beberapa prinsip dasar yang dapat diadopsi dan diaplikasikan dalam tampilan visual. Sepanjang sejarah, para seniman dan desainer telah menggunakan berbagai prinsip Gestalt dalam membuat rancangan visual yang baik. Dalam hal ini illusi visual menjadi tren dalam dunia seni dan diterapkan oleh banyak designer di dunia fashion dalam menciptakan mode pakaian karyanya.

Berdasarkan analisis prinsip ilusi garis pada gambar diatas, garis sebagai elemen desain didesain ulang dan digabungkan dengan struktur pakaian, menghasilkan prototipe desain sebagai berikut:
(1) Segmentasi visual tipe vertikal: desain yang berlimpah dengan garis-garis vertikal di bagian depan dan belakang pakaian menggunakan prinsip segmentasi ilusi visual, dan melakukan pengujian dengan teknik jarak yang sama, bertahap, dan pergeseran.

(2) Segmentasi visual tipe horizontal: desain yang berlimpah dengan garis-garis horizontal di bagian depan dan belakang pakaian yang menggunakan segmentasi garis horizontal.

(3) Segmentasi visual tipe miring: Karena garis miring adalah sejenis garis antara garis vertikal dan garis horizontal, maka, kesan ketinggian garis miring yang mendekati garis tegak lebih kuat daripada segmentasi vertikal,, dan kesan lebar garis miring yang mendekati garis horizontal lebih kuat daripada segmentasi horizontal. Segmentasi garis miring 45° menunjukkan efek netralisasi dari kedua jenis garis, sehingga dapat diterapkan untuk menutupi cacat berbagai bentuk tubuh dan cocok untuk orang yang gemuk maupun yang langsing.
Dalam kebanyakan kasus, desainer tidak akan memilih segmentasi garis miring untuk keseluruhan desain, tetapi untuk sebagian saja, karena desain seperti itu membuat orang merasa fleksibel dan modis.

(4) Segmentasi visual tipe kurva: Kurva disebut garis wanita. Menambahkan lekukan ke dalam suatu desain, dapat membuat pakaian penuh dengan kesan irama. Gambar 5-①② menerapkan lekukan horizontal dan vertikal pada suatu segmen, dan mengintegrasikan keduanya untuk mencapai kesan keindahan yang elegan dan konservatif.

Sejak tahun 1860-an, seni ilusi visual elemen garis telah digunakan oleh perancang busana sebagai elemen artistik dalam kreasi artistik pakaian, aksesori, dan sebagainya. Efek visual yang dihasilkan oleh kombinasi dan komposisi pola-pola tersebut juga telah dipelajari oleh para akademisi, seperti Thompson, yang menerapkan ilusi visual Helmholtz pada garmen dan berpendapat bahwa garis-garis bergaris horizontal menciptakan ilusi ketipisan yang lebih besar dibandingkan garis-garis bergaris vertikal. Jung Hyun dkk. juga melakukan penelitian terkait, dan mereka mengusulkan bahwa perubahan bentuk garis dan arah garis, penumpukan elemen garis, dan kombinasi desain pola elemen garis dapat menyebabkan efek ilusi visual, yang dapat mempengaruhi persepsi pemirsa terhadap bentuk pakaian.

Mempertimbangkan hal tersebut, produk fashion menghasilkan penilaian nilai yang dihasilkan dari persepsi aspek kegunaan, kesenangan, kenyamanan, kenikmatan, dan kepuasan kebutuhan individu. Dengan cara ini, karakteristik fisik dan pemilihan motif berpola garis banyak dipilih individu dalam memilih pakaian agar sesuai dengan postur tubuh yang diinginkan.(*)

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI